TRADISI GOLOK-GOLOK MENTHOK
Ada berbagai tradisi unik di setiap daerah dalam merayakan Hari
Jadi Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah Golok-Golok Menthok di Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Golok-Golok Menthok adalah tradisi berkumpul di langgar
atau mushola dan saling bertukar ketan yang ditanak dan srundeng atau abon yang
diletakkan dalam keranjang kecil (Nanya). Terkadang nanya berisi makanan
ringan yang banyak disukai anak-anak. Tradisi ini dilakukan oleh keluarga yang
mempunyai anak perempuan. namun dalam kenyataannya anak lelaki juga boleh menyemarakkan
acara tradisi ini.
Tradisi
ini tidak hanya untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW tapi juga sebagai ajang
kreativitas anak-anak dalam menghias nanya-nya. Nanya dihias dengan kertas
warna-warni agar orang mau menukarnya dengan miliknya. Ada lagu unik yang
mengiringi tradisi ini golok-golok menthok ini, “ golok-golok menthok selametane bocah wedok,
cah lanang, ra entuk njanthok, nek njanthok udele ketok ”. Dalam bahasa Indonesia artinya adalah Golok-golok menthok, selamatannya
anak perempuan, anak laki-laki tidak boleh minta kalau minta pusarnya
kelihatan.
Namun, tradisi ini memudar seiring berjalannya waktu. Sekarang
jarang ditemui masyarakat yang masih melakukan tradisi ini. Daerah yang masih
rutin melakukan tradisi ini adalah Desa Loram, Kabupaten Kudus. Di desa ini
acara Golok-Golok Mentok dilakukan di mushola dengan mengaji dan bertukar nanya
yang tidak hanya dihadiri anak perempuan tetapi laki-laki juga.
Sangat disayangkan sebab tradisi ini merupakan tradisi asli Kudus
yang digali dari kearifan lokal setempat. Pada bulan Februari 2012 lalu, para
remaja Musholla Qurrotu ‘Aini Dukuh Karang Rejo O4/I Loram Kulon mencoba untuk
mengingatkan kita kembali akan kejayaan Nanya Golok-Golok Menthok dengan
membuat nanya berukuran super besar yang dibawa dalam acara Fesival Ampyang
Maulid. Ampyang Maulid adalah festival tradisional yang diadakan di Desa Loram
Kulon, Kabupaten Kudus.